A. Definisi Aliran Realisme
Pada umumnya realisme dilihat
sebagai reaksi terhadap aliran romantik. Realisme berusaha menggambarkan hidup
dengan sejujur-jujurnya tanpa prasangka dan tanpa usaha memperindahnya. Aliran
ini didorong oleh semangat zaman yang mementingkan kegiatan yang rasional dan
kemajuan ilmu pengetahuan pada abad ke-19.
Abad ke-19 adalah abad penuh
perubahan dalam sejarah peradaban Barat. Perubahan itu mencakup pertumbuhan 1)
nasionalisme yang sangat kuat, 2) kelas menengah, dan 3) aspirasi atau slogan
kebebasan. Pada abad ke-19 Inggris
merajai dunia. Britania memerintah serta
menguasai samudera dan dunia. Hal itu disebabkan adanya revolusi industri dan
penemuan Charles Darwin dalam khazanah ilmu pengetahuan dan teorinya, yaitu
teori evolusi.
Revolusi industri memacu kemajuan
ekonomi, sosial, dan teknologi. Kemajuan-kemajuan di bidang itu mengokohkan
iptek dan kelas menengah, kemudian segala sesuatu dimesinkan. Revolusi industri
merupakan katalisator bangkitnya kelas menengah.
Kesusastraan Inggris sebetulnya
hanya England. Akan tetapi, yang dimaksud adalah seluruh negara bagian karena
karya sastra yang ditulis menggunakan bahasa Inggris (meskipun negara-negara
bagian itu memiuliki bahasa sendiri. Pengarang realisme di Inggris,
misalnya George Eliot, Trollope, Thakeray dan Charles Dickens. Di Amerika
Serikat perkembangan realisme di dalam novel didahului oleh Mark Twain, William
Dean Howells, dan Henry James.
Realisme selalu
memasukkan moral, dengan demikian seni bagi realisme adalah sarana untuk
mengkritik dan menyampaikan pesan moral. Inilah yang
kemudian ditolak oleh gerakan seni untuk seni karena puisi bukan merupakan
sarana pesan. Genre penting dalam realisme adalah novel. Novel-novel sejarah dapat
dimasukkan ke dalam realisme
Tokoh/sastrawan realisme tulen:
Balzac (Pr), Flaubert (Pr.), Dostoevsky (Rusia), Tolstoy (Rusia), Dickens
(Ing.), Ibsen (Norwegia. Semua novelis, kecuai ibsen (drama). Realisme
menginginkan representasi dari realitas (menggambarkan realitas/kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, realisme membahas kehidupan kontemporer
(yang sedang berlangsung) dan tingkah laku manusia temporal (yang berpikir,
bertindak, dan berperilaku dalam dunia sekarang ini). Untuk menggambarkan apa
adanya, realisme memakai metode induktif dan bersifat observatif agar realitas
yang digambarkan benar-benar objektif. Dengan sendirinya, kepribadian
penulisnya ditekan sedemikian rupa.
Pada abad ke-19 muncul juga gerakan
sosialisme. gerakan ini mengajarkan kolektivisme dan kebersamaan. Karl Marx
mengumumkan manifestonya dan dari manifesto ini lahirlah komunisme. Kepercayaan
terhadap agama juga merosot sebagai akibat perkembangan iptek. Karena agama
tidak lagi mndominasi kehidupan manusia, maka dicari formulasi baru terhadap
kepercayaan agama. Hegel (Jerman) adalah orang yang melakukan pekerjaan itu.
Suatu perkembangan lebih lanjut dari
realisme adalah aliran naturalisme, yang lahir dan berkembang di Perancis.
Apabila realisme merupakan ucapan artistik suatu sikap terhadap kenyataan yang biasa
pada berbagai individu di zaman apapun, maka naturalisme merpakan ucapan
artistik di abad ke-19. Pengarang naturalisme, Emile Zola, mengatakan bahwa
pengarang harus meniru ilmuwan dengan mengamati kenyataan tanpa menyelidki
sebab-sebabnya mengapa kenyataan itu demikian. Pengarang naturalisme Perancis
yang terkenal adalah Flaubert, Alphons Daudet, Maupassant, Zola, dan de
Goncourt.
Realisme sering dibingungkan dengan
naturalisme. Realisme menggambarkan kebobrokan kelas menengah, sementara
naturalisme menggambarkan kebobrokan kelas gembel karena ambisi untuk dapat
naik ke kelas yang lebih tinggi dengan mengorbankan apapun demi ambisinya
tercapai—naturalisme tidak menghadirkan konflik-konflik yag berkaitan dengan
moral. Dalam ilmu ada sosiologi (membahas kelompok-kelompok masyarakat) dan
sosiatri (membahas kelompok masyarakat kelas rendah/gembel). Jadi, realisme
berkaitan dengan sosiologidan naturalisme dengan sosiatri. Realisme
sosial di Rusia merupakan kelanjutan realisme. Di Indonesia dikembangkan realisme
sosialis oleh Lekra.
Suatu perkembangan realisme lain adalah Neue Sachlichkeit—dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah The New Objectivity– yang muncul
pada awal abad ke-20. Aliran ini, sesuai dengan realisme, hendak mencapai
gambaran kenyataan secara objektif, namun dengan banyak menghadirkan kritik
sosial dan poltik.